Postingan

Minum Langsung Dari Gelasnya

Gambar
Anisa sampai di kantin duluan dan mengambil tempat duduk di pojokan, lokasi favoritnya. Dini, yang biasanya menemaninya makan siang di kantin, belum kelihatan. Tadi memang Dini sudah memberitahu akan datang terlambat karena masih ada keperluan dengan teman-temannya. Di tengah keramaian kantin pada jam makan siang, tanpa sengaja Anisa melihat ada seorang cowok yang membuang sampah sembarangan. Dan seperti biasa, Anisa langsung berdiri mendekat dan menegur temannya tersebut. "Her, maaf ya, tapi kalau buang sampah jangan sembarang dong." Foto: Pixabay.com "Sembarangan gimana? Itu kan sudah masuk tong sampah?" "Iya, tapi salah tempat. Yang kamu buang tadi sampah non organik tapi kamu masukkan ke tong sampah organik. Lihat dong, di sini jelas tertulis kan ini sampah organik?" "Ampun deh kamu, gini aja dipermasalahkan?" "Ya jelas masalah dong, kalau nggak masalah nggak perlu ada perbedaan tempat sampah or

Di beranda Surga

Gambar
May dan Kia seperti biasa sedang bermain bersama, memisahkan diri dari teman-teman yang lain. Mereka lebih suka bermain di taman disekitar beranda. Mengejar kupu-kupu atau mencium bau bunga yang mekar sempurna. Saat ini mereka sedang berkejaran sambil tertawa-tawa. Tiba-tiba May yang berlari didepan menghentikan langkahnya dengan mendadak, sehingga Kia menubruknya dari belakang. " Ada apa May? Kenapa kau berhenti tiba-tiba? " tanya Kia sambil berdiri kembali setelah terjatuh menimpa tubuh May akibat May berhenti mendadak tadi.

Kinayah : Kartinian

Gambar
Semarang, awal tahun 80an Bu Lis masuk kelas, seketika murid-murid yang sedari tadi berisik dan gaduh langsung terdiam. Meskipun terdiam bukan secara serentak melainkan satu persatu diam setelah melihat kehadiran bu Lis. Kinay yang semula duduk menghadap meja Icha yang berada dibelakangnya, seketika merapikan duduknya dan kembali menghadap depan setelah Icha memberi kode kalau bu Lis sudah masuk kelas.

Kinayah : keriting di salon!

Gambar
Semarang, awal tahun 80'an Seperti biasa hari ini Kinay pulang sekolah bersama Icha dan Yanti, kemudian mereka berpisah begitu Kinay sampai di depan rumahnya. " Jangan lupa nanti sore kita sepedaan ya " kata Kinay sambil memasuki rumah. " Ya. Jam empat Nay, jangan terlambat " sahut Yanti. " Iya jam empat, aku ingat "

Kinayah : Pertengkaran dua bocah

Gambar
Suatu siang sepulang sekolah, Erma dan Yanti berlari menuju rumah Kinay. Nafas mereka tersengal-sengal hingga mereka harus berhenti sebentar tepat di depan rumah sebelum akhirnya berteriak. " Nay, Kinay! " teriak Erma. " Nay, ayo keluar. Deni sedang bertengkar dengan Adi " kali ini Yanti yang mengatakan.

Kinayah : Sepeda onta yang berdentang

Gambar
Semarang, awal tahun 80-an Hampir setiap sore Kinay dan teman-temannya bersepeda keliling kampung. Mereka melintasi jalan raya menjauh meninggalkan lingkungan rumah. Memasuki banyak gang di perkampungan tetangga, melewati juga sekolahnya dan lebih jauh lagi melewati pinggiran persawahan diujung desa.

Semburat jingga jelang senja

Gambar
Hani masih saja terpaku menerawang bisu, memandang dari balik jendela kamarnya. Sore ini beberapa menit sebelum senja, dia masih berharap Bayu akan datang memenuhi janjinya. Sebuah janji yang sudah pasti tidak akan pernah tertepati. Waktu tiga tahun yang telah mereka jalani tanpa arti.